Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM menjadi narasumber dalam kegiatan penyusunan draft rencana kontingensi bencana kawasan Situs Manusia Purba Sangiran tahun 2022. Para peserta yang hadir berasal dari pihak Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar dan Sragen, BPBD Provinsi Jawa Tengah, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (9/8) lalu merupakan inisiasi BPSMP Sangiran bekerjasama dengan PSBA UGM yang bertujuan untuk memberikan masukan perumusan dokumen kontingensi bencana di wilayah khusus. Adapun Dr.rer. nat. Muhammad Anggri Setiawan bertindak sebagai tim ahli yang memberikan pemaparan berkaitan dengan penyusunan Dokumen Rencana Kontingensi di Kawasan Situs Manusia Purba Sangiran.
Perlu diketahui bahwa proses penyusunan pengkajian penanggulangan bencana di Sangiran sudah memasuki tahun keempat sejak 2018. Dimulai dengan pembuatan Peta Geomorfologi dengan cakupan seluruh kawasan Sangiran, dilanjutkan dengan analisis bahaya dan kerentanan, serta penilaian risiko pada tahun 2020 dan 2021. Dr. Anggri menjelaskan bahwa Sangiran memiliki tiga status wilayah, yaitu sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Cagar Budaya, dan Obyek Vital Nasional. Sejauh ini, proses pengkajian yang dilakukan berfokus pada segala upaya untuk melindungi OUV (Outstanding Universal Value) yang dimiliki oleh Sangiran. Oleh karena itu, dibutuhkan integrasi penyusunan dokumen kontingensi bencana dari masing masing sudut pandang status kewilayahan.
Kegiatan ini ditutup dengan diskusi antara para peserta yang hadir dengan narasumber. “Salah satu cara menyiasati terwujudnya dokumen rencana kontingensi di kawasan Situs Sangiran ini adalah dengan cara mengintegrasikan antara ketiga status wilayah tersebut atau dimasukkan kedalam KRB Kabupaten Karanganyar dan Sragen.” tutup Dr. Anggri.