Pusat Studi Kebudayaan (Pusdibud) UGM bersama Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM memperingati Rebo Wekasan di Balairung pada Selasa (20/9) pukul 15.00-16.00 WIB. Rebo Wekasan merupakan hari Rabu terakhir pada bulan Safar dan secara sisi tradisi dan sejarah dapat dijadikan titik awal untuk mengingat kembali serangkaian upaya pengurangan risiko bencana. Rebo Wekasan oleh Pusdibud dan PSBA dikemas dalam acara Among-Among Budaya dengan tema Memaknai Bencana melalui Perspektif Budaya.
Among-Among Budaya diawali dengan pembukaan, Among-Among Budaya, Ngedhuk Tumpeng, doa bersama, dan penutup. Among-among budaya dipimpin oleh Kepala Pusdibud Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum. dalam pembacaan pidato (sesorah) serta pelantunan tembang Asmaradana dan Maskumambang. Tembang Asmaradana pada Among-Among Budaya memperkenalkan masyarakat pada sembilan jenis ancaman bencana, sedangkan tembang Maskumambang berisi ungkapan permohonan pada Tuhan dan ajakan kepada masyarakat untuk berupaya dengan bijaksana dalam memelihara lingkungan sekaligus mengatasi dan menerima bencana.
Ngedhug tumpeng dilakukan oleh sesepuh Pusdibud dan PSBA, yaitu Prof. Dr. Suratman, M.Sc. Turut hadir pula Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Prof. Koentjoro, M. Bsc., Ph.D., Psikolog, Prof. Indra Bastian, Ph.D., M.B.A., CA., CMA. Among-Among Budaya diakhiri doa Bersama yang dipimpin oleh Kepala PSBA Dr.rer.nat. Muhammad Anggri Setiawan, M.Si dilanjutkan dengan foto bersama di Balairung UGM.
Asmaradana
Pra kadang jalu lan èstri,
nguningana bab bencana, wonten sanga ing cacahé. Redi Mrapi amrengangah, njeblug ngedalken lahar. Bena tuwin siti jugrug. Lindhu nggoregken bantala.
Tsunami anggegirisi. Kedadak katiga panjang, tetuwuhan kabesmèné. Lésus ngumbulken sedaya, ingkang katrajang papal. Sesakit dados pageblug, nyirnakken para manungsa. |
Saudara(ku) laki-laki dan perempuan,
Ketahuilah tentang bencana. Ada sembilan jumlahnya. Gunung Merapi membara, meletus mengeluarkan lahar. Banjir dan tanah longsor. Gempa mengguncang bumi.
Tsunami yang mengerikan. Kemarau panjang, Kebakaran (lahan) tanaman. Puting beliung menerbangkan segalanya, yang terlanda akan hancur. Penyakit menjadi pandemi, memusnahkan manusia. |
Maskumambang
Dhuh Allah kang Maha-mirah welas-asih,
Maha wicaksana, angratoni bumi langit, kaleksanan kang kinarsan.
Sdaya Kagunganipun kondur ing Gusti, Mugya rahayua, sadhéngah brayat lan bumi. Tatag-kiyat jiwa-raga.
Paringa pitedah ing gesang puniki, ngayahi bencana, kanthi syukur muji Gusti, tumus dados kekiyatan.
Hamemayu hayuning bawana Gusti, kapurba manungsa, ingkang luhur ing pakarti, mangga samya linampahan. |
Ya Allah yang Maha-pemurah lagi pengasih,
Maha bijaksana, Yang merajai bumi dan langit. Terwujud segala yang dikehendaki-Nya.
Semua milik-Mu akan kembali kepada-Mu, Tuhan. Semoga kami selamat, Segenap rakyat dan bumi (ini). Tabah, kuat jiwa raga.
Berilah (hamba) petunjuk pada kehidupan ini, untuk mengatasi dan menerima bencana, dengan dilandasi rasa syukur memuja Tuhan. (Rasa syukur ini) akan tumbuh terus menjadi suatu kekuatan.
Menyelamatkan keindahan dunia (ciptaan) Tuhan, diupayakan oleh manusia, yang luhur pekertinya. Mari kita lakukan. |
Penulis: Noviyanti
Penyunting: Ariel