Workshop bertajuk “The Future of Aid 2040: Jalur-Jalur Transformasi” menjadi bagian dari kajian global yang bertujuan memberikan wawasan tentang kondisi ekosistem kemanusiaan pada tahun 2040. Acara ini digelar oleh Yayasan Pujiono Center bekerja sama dengan Inter-Agency Research and Analysis Network (IARAN) dan Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta (FPRB DIY) pada Rabu (15/1), bertempat di PSBA UGM. Kegiatan ini mendukung pengambilan keputusan strategis melalui skenario prakiraan masa depan dengan perencanaan yang eksploratif.
Workshop ini dihadiri oleh lebih dari 20 peserta dari berbagai kalangan praktisi. Acara dibuka oleh Taufik dari FPRB DIY melalui sambungan Zoom. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapan agar hubungan antar pemangku kepentingan dapat terus terjalin untuk memperkuat upaya pengurangan risiko bencana.
Sambutan dilanjutkan oleh Dr. Muhammad Anggri Setiawan, M.Si., Kepala PSBA UGM, yang memberikan apresiasi kepada Yayasan Pujiono Center, IARAN, dan FPRB DIY atas kontribusinya dalam mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Dr. Anggri menekankan pentingnya mitigasi, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor sebagai langkah strategis menghadapi tantangan kemanusiaan dan kebencanaan di masa depan. Selain itu, perwakilan dari Yayasan Pujiono Center memberikan pengantar tentang pentingnya prakiraan masa depan untuk menciptakan respons kemanusiaan yang lebih adaptif.
Mr. Michel dari IARAN hadir sebagai pembicara utama dalam workshop ini. Dalam pemaparannya, ia membahas perkembangan ekosistem kemanusiaan selama 15 tahun terakhir dan menyoroti pentingnya strategi berbasis prakiraan dalam menghadapi kompleksitas sistem kemanusiaan.
“Kesalahan strategi di masa lalu, seperti kurangnya kesiapan saat pandemi, harus menjadi pelajaran untuk pengambilan keputusan yang lebih baik di masa depan,” ungkapnya.
Selain sesi pemaparan, workshop ini juga mengajak peserta untuk mengeksplorasi tren global seperti perubahan iklim dan dinamika sosial melalui pendekatan foresight dan backcasting. Peserta berimajinasi tentang berbagai skenario masa depan dan menyusun langkah-langkah strategis untuk mencapainya.
Workshop ini juga mencakup sesi praktik kelompok. Peserta dibagi menjadi dua tim: tim pertama fokus pada transformasi lingkungan, seperti pengelolaan sampah dan ketahanan pangan; sementara tim kedua membahas kapasitas kepemimpinan, dengan fokus pada transformasi pelatihan organisasi kemanusiaan, perubahan paradigma, dan penguatan kapasitas lokal.
Workshop ini berhasil menciptakan diskusi bermakna dan kolaborasi lintas sektor. Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman, workshop ini diharapkan mampu memfasilitasi identifikasi jalur transformasi yang diperlukan untuk menciptakan sistem respons kemanusiaan yang lebih adaptif dan efektif di Indonesia. Workshop ini menjadi langkah awal dari rangkaian diskusi yang akan berlangsung hingga April 2025 mendatang. Dengan semangat kolaborasi, semua pihak diharapkan dapat bersama-sama menyusun strategi yang lebih baik untuk masa depan kemanusiaan di Indonesia.
Penulis: Silfani
Editor: Ratih