• Home
  • Profil
    • Tentang PSBA
    • Struktur Organisasi
    • Visi dan Misi
  • Kegiatan
    • Penelitian Tahun 2010
    • Penelitian Tahun 2011
    • Penelitian Tahun 2012
    • Penelitian Tahun 2013
    • Penelitian Tahun 2014
    • Penelitian Tahun 2015
    • Penelitian Tahun 2016
    • Penelitian Tahun 2017
    • Penelitian Tahun 2018
    • Penelitian Tahun 2019
    • Penelitian Tahun 2020
    • Penelitian Tahun 2021
    • Penelitian Tahun 2022
    • Penelitian Tahun 2023
  • E-Learning
    • Lecturer Session: Prof. Christopher Gomez
    • Podcast
    • Opini
  • Kerjasama
    • Kerjasama Dalam Negeri
    • Kerjasama Luar Negeri
  • Library
    • Hasil Penelitian
    • Hasil Pengabdian
  • Publikasi
    • Volcanology
    • Hydrometeorology
    • Seismology
    • Land & Water Conservation
    • Social science and Health
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Pusat Studi Bencana
  • Home
  • Profil
    • Tentang PSBA
    • Struktur Organisasi
    • Visi dan Misi
  • Kegiatan
    • Penelitian Tahun 2010
    • Penelitian Tahun 2011
    • Penelitian Tahun 2012
    • Penelitian Tahun 2013
    • Penelitian Tahun 2014
    • Penelitian Tahun 2015
    • Penelitian Tahun 2016
    • Penelitian Tahun 2017
    • Penelitian Tahun 2018
    • Penelitian Tahun 2019
    • Penelitian Tahun 2020
    • Penelitian Tahun 2021
    • Penelitian Tahun 2022
    • Penelitian Tahun 2023
  • E-Learning
    • Lecturer Session: Prof. Christopher Gomez
    • Podcast
    • Opini
  • Kerjasama
    • Kerjasama Dalam Negeri
    • Kerjasama Luar Negeri
  • Library
    • Hasil Penelitian
    • Hasil Pengabdian
  • Publikasi
    • Volcanology
    • Hydrometeorology
    • Seismology
    • Land & Water Conservation
    • Social science and Health
  • Beranda
  • Rilis Berita
Arsip:

Rilis Berita

PSBA UGM Jalin Kerja Sama dengan Kabupaten Ende Dalam Kegiatan Penyusunan Kajian Risiko Bencana

RilisRilis Berita Friday, 12 September 2025

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende dan Pusat Studi Bencana Studi Universitas Gadjah Mada (PSBA UGM) telah menandatangani dokumen kerja sama pada Pekerjaan Swakelola Tipe II Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Ende di PSBA UGM. Penandatanganan ini berlangsung di Kantor PSBA UGM dan dihadiri oleh Bupati Ende, perwakilan BPBD Kabupaten Ende, serta tenaga ahli dari PSBA UGM pada Kamis (28/8).

Penandatanganan dokumen kerja sama ini dilatarbelakangi oleh lokasi Kabupaten Ende yang terletak di area rawan bencana seperti gunung api, longsor, banjir, dan gempa bumi. Pemerintah memerlukan penyusunan dokumen Kajian Risiko Bencana secara komprehensif dalam target penggunaan selama 5 tahun kedepan sebagai salah satu bagian dari perencanaan penanggulangan bencana daerah serta mampu memperkuat pengurangan risiko bencana .

Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, S.H., M.H. menyampaikan apresiasi atas kerja sama dengan PSBA UGM serta menekankan pentingnya penyusunan Kajian Risiko Bencana sebagai dasar perencanaan pembangunan dan penguatan ketangguhan daerah.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ende, Marcelus Eclesianus Meta, S.T., M.Eng. menyampaikan pentingnya sinergi dalam penyusunan dokumen perencanaan kebencanaan untuk mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan.

“Kami berharap melalui kerjasama dengan PSBA, kapasitas sumber daya manusia di tingkat kabupaten, kecamatan, and desa dapat semakin diperkuat. Selain itu, rencana pengembangan seperti perlindungan pesisir pantai, pembangunan TPA, pengembangan bandara, hingga fasilitas olahraga dapat dirancang dengan memperhatikan aspek mitigasi bencana, sehingga pembangunan tidak hanya maju tetapi juga aman dan tangguh,” ujar Marcelus.

Agenda penandatanganan kerjasama ini juga dilengkapi dengan pemaparan gambaran pelaksanaan kegiatan penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Ende, yang dijelaskan oleh peneliti PSBA, Dr. Nugroho Christanto, S.SI., M.Si. Materi yang dipresentasikan menekankan bahwa penanggulangan bencana merupakan bagian dari urusan wajib pemerintah daerah, sebagaimana diatur dalam berbagai regulasi nasional. Hal ini menjadikan penyusunan KRB sebagai dokumen strategis yang wajib dipenuhi oleh pemerintah daerah dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal bidang kebencanaan.

Selain menjelaskan kerangka regulasi, pemaparan juga menekankan urgensi KRB sebagai dasar penyusunan kebijakan penanggulangan bencana yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan daerah. Dokumen ini berperan penting tidak hanya pada tahap pra-bencana, tetapi juga pada fase tanggap darurat dan pascabencana, sehingga menjadi acuan dalam perencanaan spasial, program pembangunan, hingga strategi rehabilitasi dan rekonstruksi.

Dr. Nugroho juga menjelaskan proses penyusunan KRB yang bersifat ilmiah dan berbasis data, meliputi analisis bahaya, kerentanan, dan kapasitas, dengan dukungan sistem informasi geografis (SIG) serta validasi data lapangan. Hasil akhir dari kegiatan ini akan berupa dokumen resmi KRB, peta risiko bencana, serta data spasial yang dapat digunakan pemerintah Kabupaten Ende sebagai landasan pengambilan keputusan dalam pengurangan risiko bencana.

Melalui proses penandatanganan kerja sama dan tersusunnya Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Ende secara komprehensif, diharapkkan dapat memperkuat landasan perencanaan pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana. Langkah ini juga diharapkan mampu menjadikan Kabupaten Ende sebagai contoh daerah yang tangguh serta mendorong peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.

Penulis: Ardhia Sekar Athi
Editor : Ratih Winastuti

Kolaborasi Penanggulangan Bencana, PSBA UGM Berikan Masukan Strategis untuk Kabupaten Sleman

RilisRilis Berita Thursday, 31 July 2025

Kabupaten Sleman sebagai salah satu wilayah strategis di Daerah Istimewa Yogyakarta, berada pada zona multi-bahaya yang rentan terhadap berbagai bencana alam, mulai dari erupsi Gunung Merapi, aktivitas seismik berupa gempa bumi, hingga hidrometeorologis seperti banjir. Tingginya frekuensi dan kompleksitas ancaman ini menuntut adanya sistem penanggulangan bencana yang tidak hanya responsif, tetapi juga berbasis perencanaan yang komprehensif. PSBA UGM berkesempatan menjadi narasumber dalam Workshop Kajian Kebutuhan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman. Kegiatan ini berlangsung di RM Puri Mataram dan merupakan bagian dari proses penyusunan dokumen kajian kebutuhan logistik dan peralatan penanggulangan bencana untuk tahun anggaran 2025 pada Kamis (24/7).

Kabupaten Sleman memiliki potensi bencana yang cukup beragam, antara lain erupsi Gunung Merapi, banjir lahar hujan, angin kencang, gempa bumi, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran. Untuk itu, perencanaan kebutuhan logistik dan peralatan penanggulangan bencana disusun secara terencana, terkoordinasi, dan terintegrasi guna menunjang kesiapsiagaan daerah.

Kegiatan ini diikuti oleh 86 peserta dari berbagai unsur, termasuk tokoh masyarakat, pamong kalurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, komunitas relawan, serta perwakilan organisasi perangkat daerah. Narasumber berasal dari BPBD Sleman, BPBD DIY, dan PSBA UGM.

PSBA UGM diwakili oleh Dian Herawati, S.T., SST., MPH, dosen Sekolah Vokasi UGM, yang menyampaikan paparan mengenai “Peningkatan Partisipasi Komunitas dalam Pemenuhan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana Sesuai dengan Kearifan Lokal.” Dalam materinya, disampaikan beberapa poin yang berkaitan dengan pemetaan peran komunitas lokal dan potensi sumber daya masyarakat dalam penyediaan logistik.

SBA UGM turut memberikan masukan substantif dalam penyusunan Dokumen Kajian Standar Minimal Logistik dan Peralatan Bencana 2025. Beberapa hal yang menjadi perhatian antara lain adalah pentingnya penerapan standar keselamatan dalam penyediaan peralatan logistik, seperti alat pelindung diri (APD) bagi petugas dan relawan, meliputi helm, masker, kacamata pelindung, sarung tangan, sepatu keselamatan, rompi, dan baju tahan api. Selain itu, PSBA UGM juga menekankan kebutuhan alat bantu mobilitas bagi penyintas bencana, seperti kursi roda, brankar, tongkat jalan, dan kruk, yang dirancang untuk didistribusikan secara kolektif di sejumlah wilayah strategis. Usulan kerja sama formal melalui perjanjian kerja sama (PKS) atau nota kesepahaman (MoU) dengan penyedia alat berat juga diajukan, guna memperkuat kapasitas evakuasi dalam kondisi darurat. Di sisi lain, aspek pemulihan pascabencana juga menjadi sorotan, khususnya terkait penyediaan peralatan pembersih debu dan limbah. PSBA UGM juga merekomendasikan adanya inventarisasi kendaraan milik masyarakat atau industri, seperti truk dan pickup, yang dapat dimobilisasi sebagai dukungan logistik tambahan. Untuk memenuhi kebutuhan logistik yang belum tercakup oleh BPBD, keterlibatan masyarakat dan sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) diusulkan sebagai alternatif pendanaan, dengan fokus pada pengadaan paket keluarga, matras, selimut, perlengkapan balita dan sekolah, serta paket kebersihan. Kegiatan workshop ini diawali dengan sesi pemaparan materi secara panel, dilanjutkan dengan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion), dan ditutup dengan penyusunan rumusan hasil yang akan menjadi dasar dalam perencanaan logistik penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman.

Melalui partisipasi ini, PSBA UGM berkontribusi dalam penguatan sistem penanggulangan bencana berbasis data dan kearifan lokal, serta mendukung pengembangan kebijakan yang berbasis kebutuhan riil masyarakat di wilayah rawan bencana.

Penulis: Dian Herawati
Editor: Ratih

Pendampingan PKL Mahasiswa FTP Universitas Udayana di PSBA UGM dengan Fokus Tema Konservasi Tanah dan Air di Desa Sambak

RilisRilis Berita Friday, 25 July 2025

Sebanyak empat mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Udayana, yaitu Ida Bagus Ary Purnayama Parbawa, Samuel Marcelo Hutri Lolowang, Anak Agung Caresasha Adinda Dea, dan Ni Made Julita Dea Ananda, resmi memulai kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di bawah bimbingan Pusat Studi Bencana (PSBA) Universitas Gadjah Mada. Dengan didampingi oleh para dosen pembimbing: Dr. Ngadisih, S.TP., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., Ni Nyoman Sulastri, S.TP., M.Agr., Ph.D., Dr. Sumiyati, S.TP., MP., serta I Putu Gede Budisanjaya, S.TP., MT. Kegiatan PKL ini dijadwalkan berlangsung selama 1,5 bulan dengan fokus utama pada konservasi tanah dan air di Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Desa Sambak dipilih karena merupakan desa wisata berbasis pertanian yang memiliki dinamika penggunaan lahan cukup kompleks, serta memiliki isu strategis terkait pengelolaan lingkungan dan potensi bencana longsor.

Rangkaian kegiatan dimulai pada Senin, 21 Juli 2025, melalui presentasi rencana kegiatan oleh mahasiswa di ruang pertemuan PSBA UGM. Dalam presentasi tersebut, mahasiswa memaparkan empat subtema utama yang akan menjadi fokus kajian selama PKL, yaitu: tata guna lahan desa sebagai desa wisata, agroindustri pengolahan tahu, lahan pertanian, dan peran UMKM di tengah potensi bencana. Keempatnya dilihat sebagai satu kesatuan sistem yang saling terhubung dan berpotensi berkontribusi terhadap kerentanan atau ketahanan desa terhadap longsor. Sesi ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menerima masukan langsung dari tim pembimbing, termasuk Dr. Ngadisih, S.TP., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., yang turut memberikan arahan untuk penyempurnaan teknis kegiatan lapangan ke depannya.

Selain kegiatan internal, mahasiswa juga berkesempatan memperluas wawasan melalui kunjungan ke Kabupaten Sragen pada Selasa, 22 Juli 2025. Mereka turut serta dalam kegiatan penjurian Lomba SragenBaik yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sragen bersama Dinas Lingkungan Hidup. Dalam kegiatan ini, mahasiswa mendampingi dosen pembimbing yang menjadi salah satu dewan juri, mengunjungi sepuluh lokasi yang menampilkan berbagai inovasi dari lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, hingga instansi lingkungan. Kegiatan ini membuka perspektif baru bagi mahasiswa, khususnya terkait bagaimana pendekatan lokal dapat membentuk solusi kreatif untuk isu-isu lingkungan di berbagai wilayah.

Sebagai bagian dari tahap awal kegiatan lapangan, mahasiswa juga ikut serta dalam program kolaboratif bertajuk “From Zero to Hero” yang berlangsung di Desa Sambak pada Rabu, 24 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara FTP UGM dan organisasi pemuda YESSA. Dalam momen tersebut, mahasiswa tidak hanya hadir sebagai peserta, namun juga melakukan pra-survey lapangan yang menjadi pijakan awal mereka untuk memahami kondisi geografis, sosial, dan ekonomi masyarakat Desa Sambak secara lebih nyata. Mereka mengamati langsung pola ruang desa, praktik pengelolaan usaha lokal, serta berinteraksi dengan warga sebagai persiapan menuju tahapan penelitian utama.

Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh gambaran awal tentang teknis pelaksanaan PKL, tetapi juga mengalami sendiri dinamika interaksi lapangan yang melibatkan banyak pihak. Pendekatan kolaboratif dan observatif ini menjadi kunci dalam menyusun strategi konservasi yang kontekstual dan bisa diterima oleh masyarakat setempat. Dari pengalaman awal ini, mahasiswa belajar bahwa membangun pemahaman tentang konservasi dan kebencanaan bukan hanya soal data dan metode, tapi juga soal mendengarkan, memahami kondisi lokal, dan merancang solusi yang membumi. Rangkaian kegiatan ini pun menjadi awal yang menjanjikan bagi pelaksanaan PKL secara penuh dalam beberapa minggu ke depan.


Penulis: Ida Bagus Ary Purnayama Parbawa, Samuel Marcelo Hutri Lolowang, Anak Agung Caresasha Adinda Dea, dan Ni Made Julita Dea Ananda

Editor: Ratih Winastuti

PSBA UGM Dukung Kerjasama FTP UGM-YESSA dan Desa Sambak sebagai Praktik Baik Mitigasi Berbasis Solusi Lingkungan

RilisRilis Berita Friday, 25 July 2025

PSBA UGM turut hadir dan memberikan dukungan dalam kegiatan perjalanan tahun keempat program Zero Waste-Based Agrotourism for a Bio-Circular Green Economy di Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang pada Kamis (24/7). Program ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor antara Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM), Pemerintah Kabupaten Magelang, dan Yanmar Environmental Sustainability Support Association (YESSA) dari Jepang.

Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Prof. Eni Harmayani, Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof. Budi Guntoro, Kepala Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM Dr. Supriyadi, serta Kepala Desa Sambak Dahlan. PSBA UGM hadir sebagai bagian dari penguatan jejaring pengetahuan dalam pembangunan desa tangguh bencana berbasis lingkungan dan kearifan lokal.

Dr. Ngadisih, S.T.P., M.Sc. (Dosen FTP UGM) selaku koordinator lapangan program ini membuka acara dengan memberikan penjelasan perkembangan program di Desa Sambak, melalui menerapkan agroforestri kopi dan buah, serta memanfaatkan limbah tahu dan singkong menjadi biogas energi hijau, sekaligus mengembangkan produk berbasis limbah untuk wisata edukatif. Dalam sambutannya, Bupati Grengseng menekankan pentingnya dasar ilmiah dalam pembangunan daerah. Beliau juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah mengubah nomenklatur Bappeda menjadi Baperida, dengan penekanan pada aspek riset dan inovasi pembangunan.

Dekan FTP UGM, Prof. Eni Harmayani, menyebut bahwa kolaborasi empat tahun ini merupakan upaya bersama untuk mewujudkan desa sebagai laboratorium hidup pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan itu, Prof. Budi Guntoro dari Fakultas Peternakan UGM menyampaikan apresiasinya atas model kolaborasi di Desa Sambak. Menurutnya, ini adalah bentuk sinergi ideal antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat yang bisa menjadi rujukan nasional. Kepala Desa Sambak, Dahlan, juga menceritakan transformasi desanya dari kawasan dengan permasalahan limbah industri tahu menjadi desa yang memanfaatkan biogas untuk kebutuhan energi warganya.  

Prof. Lilik Sutiarso (Ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM) menjelaskan bahwa keberhasilan Desa Sambak tidak terwujud secara individual, melainkan merupakan hasil dari sinergi kontribusi seluruh pemangku kepentingan. Beliau juga menambahkan bahwa memasuki tahun keempat, pengembangan Desa Sambak telah mendekati pemenuhan lima elemen utama climate-smart agrotourism, yaitu: sistem ekologi yang terjaga (Ecological Systems), pusat pembelajaran masyarakat (Center for Education), pengembangan pangan lokal (Local Food Development), elemen rekreasi dan edukasi (Entertainment and Recreation), serta infrastruktur pendukung (Infrastructure).

PSBA UGM memandang bahwa pendekatan seperti yang diterapkan di Desa Sambak, mengolah limbah menjadi energi, memanfaatkan potensi lokal untuk ketahanan ekonomi, serta membangun kesadaran lingkungan melalui wisata edukatif, merupakan contoh konkret praktik Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DRR).

“Selama ini, pendekatan mitigasi sering kali fokus pada respons pascakejadian dan pemetaan risiko. Meskipun hal itu penting, pengalaman Desa Sambak menunjukkan bahwa pembangunan yang terintegrasi dengan pendekatan lingkungan dan pengetahuan lokal bisa menjadi strategi mitigasi yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan,” ujar perwakilan PSBA UGM di sela kegiatan.

Melalui kehadirannya, PSBA UGM berharap dapat memperkaya pendekatan kebencanaan dengan perspektif lintas ilmu dan lokalitas. Kolaborasi lintas sektor seperti ini menjadi pengingat pentingnya solusi yang dibangun dari dalam komunitas itu sendiri, bukan semata dari luar sebagai intervensi. PSBA UGM terus mendorong pengembangan model mitigasi berbasis komunitas yang bersifat preventif, partisipatif, dan terintegrasi dengan proses pembangunan lokal. Desa Sambak menjadi bukti bahwa transformasi nyata dapat dimulai dari inisiatif sederhana yang dikelola secara konsisten, kolaboratif, dan kontekstual.

 

Penulis: Ratih Winastuti

PSBA UGM Dukung Penguatan Literasi Kebencanaan melalui Sinar PMI Edisi ke-2

RilisRilis Berita Tuesday, 15 July 2025

PSBA UGM berpartisipasi dalam kegiatan Sinar PMI (SINau bAreng Relawan PMI) edisi ke-2 yang diselenggarakan oleh PMI Kabupaten Klaten pada Sabtu (12/7). Kegiatan ini mengangkat tema “Megathrust Pantai Selatan Jawa: Bagaimana Kesiapsiagaan Kita?” dan berlangsung di Aula PMI Klaten, diikuti oleh lebih dari lima puluh peserta dari unsur relawan, pengurus PMI, serta komunitas kebencanaan.

Hadir sebagai narasumber utama, Dr.Sc. Indranova Suhendro, dosen Fakultas Geografi UGM dan peneliti bidang kegunungapian serta geohazard di PSBA UGM, memaparkan dinamika potensi megathrust di kawasan selatan Jawa. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa zona subduksi yang membentang dari barat ke timur Pulau Jawa menyimpan potensi gempa besar dan tsunami, yang hingga kini belum dilepaskan secara penuh oleh sistem tektonik regional.

Dalam konteks ini, megathrust dipahami sebagai bagian dari siklus seismik yang tidak dapat dihindari, namun risikonya dapat dikurangi melalui peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengenali ancaman, memahami jalur evakuasi, serta membangun sistem peringatan dini yang adaptif dengan kondisi lokal. Penekanan diberikan pada perlunya pendekatan lintas sektor dan disiplin ilmu dalam membangun ketangguhan, terutama pada wilayah pesisir yang padat penduduk dan terpapar risiko tinggi.

Diskusi dipandu oleh Dr. Nur Tjahjono S., S.Sos., M.P.P., M.Eng., yang mendorong terjadinya dialog interaktif dan refleksi kritis di antara peserta. Berbagai isu muncul, mulai dari kesiapan individu hingga peran kelembagaan dalam sosialisasi kebencanaan. Diskusi ini mencerminkan kebutuhan akan pendekatan edukatif yang konsisten dan partisipatif.

Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui kanal media sosial PMI Klaten sebagai bentuk diseminasi pengetahuan yang terbuka dan dapat diakses masyarakat luas. PSBA UGM memandang forum ini sebagai bagian dari ekosistem pembelajaran publik dalam kebencanaan, yang perlu didukung secara berkelanjutan. Keterlibatan langsung para peneliti dalam ruang-ruang komunitas menjadi bagian penting dari mandat akademik dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan masyarakat. Upaya pengurangan risiko bencana, khususnya dalam menghadapi potensi megathrust, memerlukan pemahaman berbasis data, koordinasi antar aktor, serta keterlibatan aktif masyarakat. Kegiatan Sinar PMI menjadi salah satu bentuk kontribusi kolaboratif untuk tujuan tersebut.

Penulis: Ratih Winastuti

 

PSBA UGM Dampingi Upaya JITUPASNA Penanganan Dampak Gelombang Ekstrem dan Abrasi di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

RilisRilis Berita Thursday, 19 June 2025

Pemerintah Kabupaten Kotabaru, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotabaru, menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) JITUPASNA (Kajian Kebutuhan Pasca Bencana) sebagai upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak bencana gelombang ekstrem dan abrasi yang intensitasnya meningkat di wilayah tersebut. Kabupaten Kotabaru, sebagai wilayah terluas di Provinsi Kalimantan Selatan dengan garis pantai terpanjang, sangat merasakan dampak perubahan iklim, terutama berupa gelombang ekstrem dan abrasi yang setiap tahunnya menimbulkan kerugian signifikan.

FGD ini bertujuan untuk mendorong penanganan dampak bencana secara multipihak. Acara yang dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Juni 2025, bertempat di Aula Bamega, Lantai 2, Kantor Bupati Kotabaru di Seblimbingan, dihadiri oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah/kepala desa se-Kabupaten Kotabaru, serta perwakilan dari dunia usaha termasuk Pimpinan PT. Pelindo Kotabaru, PT. Sebuku Sejakah Coal (SSC), PT. Minamas Plantation, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, PT. AKR Corporindo, Tbk Stagen, dan PT. Arutmin Indonesia, serta entitas bisnis lainnya. Kegiatan FGD JITUPASNA dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Kotabaru, Syairi Mukhlis, S.Sos. Dalam arahannya, Bapak Syairi Mukhlis menyampaikan harapan besar agar kegiatan ini dapat merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih baik dengan mengintegrasikan aspek pengurangan risiko bencana. Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak, khususnya dengan sektor swasta, serta perlunya persiapan langkah antisipatif yang komprehensif dalam menghadapi ancaman gelombang ekstrem dan abrasi.

Sesi dilanjutkan dengan diskusi panel. Narasumber pertama, Dr. H. Sirpan, S.Pd., M.Pd., Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Kalimantan Selatan, memaparkan mengenai prosedur dan tahapan pelaksanaan JITUPASNA, termasuk peluang akses pendanaan yang tersedia. Selanjutnya, Peneliti PSBA UGM, Galih Aries Swastanto, M.Sc., mendalami paparan sebelumnya dengan mempresentasikan hasil studi bersama BAPPERIDA Kabupaten Kotabaru terkait identifikasi dampak bencana di Kotabaru pada tahun 2024. Menurut Galih, survei yang dilakukan di empat kecamatan (Pulau Laut Barat, Pulau Laut Kepulauan, Pulau Laut Tanjung Selayar, dan Pulau Laut Selatan) mengindikasikan bahwa dampak gelombang ekstrem dan abrasi sangat luas. Meskipun banyak masyarakat telah melakukan perbaikan secara mandiri pasca kejadian bencana, dampak yang teridentifikasi tidak hanya bersifat fisik (berdasarkan PDNA), tetapi juga meliputi hilangnya lahan produktif, peningkatan pengeluaran, hilangnya kohesi sosial dan simbol budaya masyarakat, penurunan nilai sosial, peningkatan kemiskinan, penurunan kualitas hidup, serta terganggunya pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perlu ada penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan, serta penguatan strategi penanggulangan bencana sebelum kejadian.

Sementara itu, Kepala PSBA UGM, Dr. rer. nat. M. Anggri Setiawan, M.Si., memberikan masukan bahwa sebagai wilayah pesisir, pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction) harus menjadi arah utama pembangunan Kabupaten Kotabaru. Beliau menekankan perlunya pengelolaan bencana yang baik di wilayah rentan ini. Dr. Anggri mencontohkan bagaimana satu jenis bencana yang sama dapat berdampak berbeda di negara maju dan negara berkembang, menunjukkan bahwa meskipun bencana tidak dapat dihindari, risikonya dapat dikurangi. Sebelum mengakhiri diskusi, Dr. Anggri merekomendasikan beberapa pilar strategis rencana aksi, antara lain:

  • Mengkaji ulang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk memastikan keselarasan dengan kondisi geografis pesisir dan ancaman bencana.
  • Membangun infrastruktur tahan bencana.
  • Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program edukasi dan pemberdayaan.
  • Mengembangkan sektor ekonomi lokal yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan dampak bencana.
  • Memastikan ketersediaan dana dan koordinasi yang efektif antarpihak.

Penulis : Galih Aries Swastanto

Editor : Taufik Waskita

 

Sinergi Perguruan Tinggi dalam Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana DIY 2025: Tingkatkan Literasi dan Aksi Tanggap Bencana

RilisRilis Berita Wednesday, 30 April 2025

Pemerintah, masyarakat, dan akademisi di Yogyakarta menunjukkan sinergi yang kuat dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2025 yang jatuh pada Rabu, 30 April 2025. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam acara ini dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di wilayah DIY.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjadi salah satu motor penggerak peringatan ini dengan menyelenggarakan seminar bertajuk “Digdaya Ngadhepi Bencono”. Seminar ini berfokus pada pemberian pemahaman penanggulangan bencana kepada masyarakat. Rektor UAD Yogyakarta, Prof. Dr. Muchlas, menyampaikan ajakan kepada berbagai pihak kampus untuk bersama-sama memajukan literasi penanggulangan bencana dan aktif dalam aksi tanggap bencana di DIY. Seminar dengan tajuk “Peran Kampus dan Akademisi dalam Pengurangan Risiko Bencana- Semangat HKB dalam Memastikan Anak dan Kaum Muda Aman dan Tangguh dalam Menghadapi Bencana” ini menjadi forum penting untuk bertukar pikiran dan menyusun strategi.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Muchlas menjelaskan bahwa UAD bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY dalam serangkaian kegiatan HKB, yang meliputi pameran kebencanaan, bakti sosial, donor darah, hingga seminar nasional. Beliau menekankan peran strategis perguruan tinggi sebagai pusat literasi kebencanaan melalui berbagai kegiatan akademis dan praktik pencegahan bencana.

“Hanya sedikit universitas yang memiliki fokus di bidang kebencanaan, dan di UAD, Fakultas Kedokteran turut difokuskan dalam penanganan kebencanaan,” tegasnya.

Pusat Studi Bencana (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) juga turut berpartisipasi aktif dalam pameran kebencanaan yang menjadi bagian dari rangkaian acara HKB DIY 2025. Pameran ini berpusat di Plaza Lantai Dasar Gedung Pusat UAD Kampus 4. Dengan mengusung tema “Inovasi Teknologi Tepat Guna untuk Mitigasi Bencana”, PSBA UGM menampilkan berbagai inovasi teknologi, termasuk SipendiL (Sistem Peringatan Dini Longsor), AWS (Automatic Weather Station), dan VTOL UAV (Vertical Take-Off and Landing Unmanned Aerial Vehicle). Booth PSBA UGM berhasil menarik perhatian pengunjung yang antusias untuk melihat secara langsung pemanfaatan teknologi dalam mitigasi dan respons bencana.

PSBA UGM memiliki komitmen yang kuat untuk senantiasa mendorong peran aktif teknologi tepat guna dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana di masyarakat. Partisipasi dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana DIY 2025, termasuk sinergi yang terjalin dengan UAD, merupakan manifestasi nyata dari komitmen ini. PSBA UGM percaya bahwa pemanfaatan inovasi teknologi memiliki potensi besar untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan alat yang efektif dalam menghadapi berbagai ancaman bencana, sehingga mewujudkan Yogyakarta yang lebih aman dan tangguh.

Partisipasi aktif UAD dan UGM dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana DIY 2025 ini mencerminkan komitmen yang kuat dari kalangan akademisi dalam mendukung upaya pemerintah daerah dan berbagai organisasi kemanusiaan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana. Kolaborasi yang terjalin ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi nyata bagi keamanan dan ketangguhan masyarakat Yogyakarta.

Penulis: Taufik Waskita

Training Multi Hazard Risk Assessment oleh PSBA UGM dan World Bank untuk Sumbu Filosofi Yogyakarta dan Subak Pakerisan Bali

RilisRilis Berita Thursday, 24 April 2025

PSBA menggelar kegiatan training surveyor pengambilan data lapangan Multi Hazard Disaster Risk Field Assessment Survey di PSBA UGM pada Rabu (23/04). Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja sama PSBA dan World Bank PSBA dalam rangka penyusunan Rencana Manajemen Risiko Bencana untuk dua situs warisan dunia UNESCO di Indonesia, yaitu Sumbu Filosofi Yogyakarta dan Lanskap Budaya Subak Pakerisan, Bali.

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para surveyor dengan keterampilan teknis dan pemahaman konseptual terkait penilaian risiko bencana di kawasan warisan budaya dunia. Sebanyak empat narasumber ahli hadir untuk memberikan materi:

  • Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A. memaparkan tentang Outstanding Universal Value (OUV) dari Sumbu Filosofi Yogyakarta serta pedoman dan etika survei dalam pengelolaan warisan budaya.
  • Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. memperkenalkan konsep dasar Multi Hazard Risk Assessment (MHRA) untuk Situs Warisan Dunia.
  • Dr. Mukhammad Ngainul Malawani, M.Sc. menjelaskan secara rinci alur kerja (workflow) dalam penilaian MHRA
  • Arsito Bayu Pramono Putro, S.Ars, M.Arch. memberikan sesi praktik melalui simulasi pengisian checklist untuk pengumpulan data lapangan.

Pelatihan ini menjadi bagian penting dari upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dengan tetap memperhatikan nilai-nilai budaya yang melekat pada situs-situs tersebut. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, termasuk masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, dalam upaya melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang.

Penulis: Sri Utami

Diskusi PolGov DPP UGM dan PSBA UGM Soroti Dampak Pembangunan dan Pariwisata Terhadap Air Tanah di Yogyakarta

RilisRilis Berita Tuesday, 8 April 2025

PSBA UGM berpartisipasi dalam forum diskusi ilmiah bertajuk “Hilangnya Air Kita? Pembangunan, Pencemaran, dan Penurunan Muka Air Tanah di Kota Yogyakarta”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Research Center for Politics and Government (PolGov), Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) FISIPOL UGM pada Sabtu (22/03) di Ruang Lab Big Data FISIPOL UGM. Acara ini juga bekerja sama dengan Arsitek Komunitas (Arkom) Indonesia dan Paguyuban Kalijawi.

Diskusi ini merupakan bagian dari tindak lanjut riset PolGov bertajuk “Akses Air Bersih di DIY: Merawat Air Tanah Perkotaan demi Akses Air yang Lebih Sehat di Yogyakarta”. Dalam forum ini, PSBA UGM hadir sebagai narasumber untuk memaparkan subtema tentang Perlindungan Mata Air (PERMATA). Materi tersebut disampaikan oleh Sri Utami, S.Si, peneliti muda dari PSBA UGM.

Turut hadir dalam diskusi, Dr. Doni Prakasa Eka dari Teknik Geologi UGM yang memaparkan kondisi air tanah di wilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Yogyakarta–Sleman. Dalam paparannya, beliau menyoroti urgensi pengelolaan air tanah secara berkelanjutan di tengah masifnya pembangunan pariwisata dan infrastruktur di Yogyakarta.

Isu ketersediaan sumber daya air menjadi perhatian utama dalam diskusi ini. Pembangunan pariwisata yang pesat dinilai berkontribusi terhadap kerusakan daerah tangkapan air dan penurunan cadangan air tanah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain itu, kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) turut memengaruhi akses terhadap air bersih, terutama bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Beberapa mata air alami atau belik, yang selama ini menjadi sumber air utama masyarakat, mulai terganggu akibat pembangunan talud beton dan infrastruktur lainnya di tepi sungai.

Forum ini dihadiri oleh berbagai perwakilan LSM, komunitas, serta mahasiswa dari Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM. Adapun organisasi yang hadir antara lain: Walhi Yogyakarta, LBH Yogyakarta, Jaga Semesta, Wana Mandira, Paguyuban Kalijawi, Pamerti Code, LHKP Muhammadiyah, Ruang, Jampiklim, AJI Yogyakarta, Sheep Indonesia, FKWA, Iklimku, Melihat Kota, dan Kota Kita.

Melalui diskusi ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air di wilayah Yogyakarta. Kolaborasi antar akademisi, komunitas, dan masyarakat sipil menjadi kunci dalam menghadapi tantangan krisis air bersih di masa mendatang.

Penulis : Sri Utami

Editor : Ratih

PSBA UGM dan DPPC MJIIT UTM Perkuat Kolaborasi dalam Kuliah Umum Manajemen Bencana

RilisRilis Berita Monday, 10 March 2025

PSBA UGM dan Fakultas Geografi UGM menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan narasumber dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Kegiatan bertajuk “Disaster Risk Reduction & Resilience in ASEAN: Commitment to 2030 Agenda and Beyond” berlangsung di Auditorium Merapi Fakultas Geografi dan diikuti oleh mahasiswa serta akademisi yang tertarik pada isu manajemen bencana pada Kamis (6/3). Kuliah umum ini dimoderatori oleh peneliti PSBA UGM sekaligus dosen Fakultas Geografi UGM, Dr. Nugroho Christanto, M.Si dengan membahas berbagai topik penting, termasuk peluang kolaborasi internasional, pendidikan, serta pengembangan penelitian dalam bidang manajemen bencana yang semakin relevan di era modern. UTM menyoroti berbagai aspek yang menjadi keunggulan institusi mereka dalam bidang ini.

Kuliah umum ini menghadirkan Dr. Khamarrul Azahari Razak, Disaster Preparedness and Prevention Center (DPPC), Malaysia-Japan International Institute of Technology (MJIIT) UTM. Salah satu poin utama yang disampaikan adalah luasnya kesempatan kolaborasi internasional yang ditawarkan UTM bagi mahasiswa dan peneliti. Kesempatan ini memungkinkan mereka untuk terlibat dalam proyek-proyek global yang berkaitan dengan manajemen bencana dan ketahanan lingkungan. Selain itu, UTM juga memiliki tingkat penyerapan kerja lulusan yang mencapai 99%, mencerminkan kualitas pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa agar siap bersaing di pasar kerja global.

Dalam bidang penelitian, UTM telah memiliki pengalaman lebih dari 45 tahun dalam studi kebencanaan dan telah berkontribusi dalam pengembangan berbagai kerangka kerja dalam pengurangan risiko bencana yang diadopsi secara internasional seperti Yokohama, Hyogo, dan Sendai. Selain itu, UTM juga menjalin kemitraan erat dengan institusi teknologi di Jepang guna memperkuat inovasi dalam mitigasi dan penanggulangan bencana di tingkat global maupun lokal. Dalam paparannya, Dr. Khamarrul menekankan pentingnya pendekatan transdisipliner dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap bencana. Beliau juga menyoroti peran teknologi geospasial dalam meningkatkan sistem peringatan dini dalam perencanaan pengurangan risiko bencana. Selain itu, Dr. Khamarrul menggarisbawahi pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian dan pengembangan solusi berbasis masyarakat untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana.

Dalam kuliah umum ini, turut hadir Fauzi, mahasiswa PhD UTM, yang menjelaskan mengenai National Disaster Management Agency (NADMA) sebagai lembaga koordinasi manajemen bencana di Malaysia. Selain itu, Liyana Hayatun Syamila, mahasiswa PhD UTM yang membagikan praktik baik instalasi sistem peringatan dini untuk monitoring aliran debris dan tanah longsor.

Melalui kolaborasi ini, UGM dan UTM berharap dapat terus memperkuat jaringan akademik serta kontribusi nyata dalam pengelolaan bencana, baik di Indonesia maupun di kancah internasional.

Penulis: Kusuma Raninta Devi Pohaci

Editor: Ratih

123…12

Recent Posts

  • PSBA UGM Jalin Kerja Sama dengan Kabupaten Ende Dalam Kegiatan Penyusunan Kajian Risiko Bencana
  • Kolaborasi Penanggulangan Bencana, PSBA UGM Berikan Masukan Strategis untuk Kabupaten Sleman
  • Pendampingan PKL Mahasiswa FTP Universitas Udayana di PSBA UGM dengan Fokus Tema Konservasi Tanah dan Air di Desa Sambak
  • PSBA UGM Dukung Kerjasama FTP UGM-YESSA dan Desa Sambak sebagai Praktik Baik Mitigasi Berbasis Solusi Lingkungan
  • PSBA UGM Dukung Penguatan Literasi Kebencanaan melalui Sinar PMI Edisi ke-2
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Bencana UGM

jl Mahoni C 16 Bulaksumur, Yogyakarta, 55284
Phone/fax 0274-548812
email: psba@ugm.ac.id

© 2024 PSBA Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah MadaDIKTIBMKGBadan Informasi Geospasial

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY