Seminar Bulanan Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM
Kekeringan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya serta Upaya Penanggulangannya
Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM menggelar seminar bulanan dengan tema “Kekeringan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Sekitarnya serta Upaya Penanggulangannya” pada Rabu, (2/9) dengan pembicara dari BMKG Yogyakarta. Seminar ini dihadiri dari berbagai kalangan baik dari instansi pemerintahan maupun dari kalangan akademisi. Instansi pemerintahan yang menghadiri seminar tersebut antara lain dari BPBD Kabupaten dan Kota di DIY, BPPTKG, Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Provinsi DIY, dan BPKH. Kalangan akademisi meliputi dosen dan mahasiswa dari Ilmu Ligkungan, Geografi, Kehutanan dan dari Ilmu Budaya. Selain itu, seminar ini juga dihadiri instansi-instansi dari dalam UGM seperti dari DERU UGM, PUSPAR dan PSIK serta instansi dari luar yaitu IDEA.
Pada seminar tersebut dari BMKG memaparkan mengenai kondisi cuaca disekitar DIY kaitannya dengan curah hujan dan peristiwa El Nino serta pemaparan mengenai prediksi curah hujan pada bulan-bulan yang akan datang. Pemaparan dari BMKG ini secara umum menyampaikan bahwa peristiwa El Nino telah terjadi pada tahun ini dan untuk bulan September 2015 memiliki kecenderungan meningkat. El Nino yang terjadi menyebabkan musim kemarau lebih panjang hingga bulan November. Sehingga diprediksi kekeringan akan terjadi sampai pada bulan tersebut. Peristiwa El Nino sendiri akan terjadi sampai bulan Desember terutama untuk wilayah selatan khatulistiwa.
Setelah pemaparan selesai, dilakukan sesi tanya jawab dan diskusi terkait dengan kekeringan yang terjadi yang didasarkan atas pemaparan sebelumnya. Pada sesi diskusi ini banyak sekali hal-hal yang disampaikan terkait dengan masalah kekeringan pada masing-masing wilayah di kabupaten/kota DIY serta upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Di kabupaten/kota DIY sudah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi kekeringan melalui sinergi antara masyarakat dengan pemerintah. Upaya yang dilakukan meliputi jangka pendek dan jangka panjang yang bervariasi sesuai dengan kondisi wilayahnya. Tindakan nyata yang dilakukan antara lain melalui dropping air baku, Pemanenan Air Hujan (PAH) dan upaya untuk pengangkatan sumber mata air. Selain itu, muncul juga ide atau gagasan untuk mitigasi bencana yang sustainable dengan mengangkat kearifan lokal sebagai upaya adaptasi dan antisipasi kekeringan.