Penanggulangan bencana gempabumi dan kebakaran pada gedung bertingkat seperti gedung kampus, gedung perkantoran, hotel, apartemen, gedung sekolah dan gedung bertingkat lainnya memerlukan evaluasi sistem manajemen tanggap darurat secara berkelanjutan. dengan mengedepankan pendekatan preventif dan kesiapsiagaan sebagai landasan dasarnya. Manajemen tanggap darurat gempabumi dan kebakaran pada suatu gedung bertingkat merupakan rencana yang memuat prosedur yang mengatur sinergitas peran masing-masing pihak dalam satu kesatuan sistem koordinasi yang terpusat serta satu komando, sehingga siapa harus berbuat apa ketika terjadi bencana gempabumi dan kebakaran sudah jelas. Tersedianya sistem komando tanggap darurat dan dokumen standar prosedur merupakan salah satu kebutuhan nyata sebagai sebuah instrumen peningkatan kesiapsiagaan suatu lembaga dalam mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi. Hal ini juga merupakan sebuah investasi bagi sebuah lembaga karena pengalaman panjang kejadian bencana menunjukkan bahwa kerugian akibat bencana akan jauh lebih besar jika tidak dilakukan usaha-usaha mitigasi yang salah satunya adalah peningkatan kesiapsiagaan. Ancaman gempabumi dan kebakaran adalah ancaman nyata terhadap kehidupan, aset dan operasi perkantoran serta lingkungan.
Melihat berbagai kesenjangan dalam pemenuhan berbagai kebutuhan standar peningkatan kesiapsiagaan lembaga kampus, dalam hal ini khususnya dilingkungan Fakultas Kedokteran Gigi UGM, merasa perlu untuk meningkatkan kapasitas civitas akademika yang ada di lingkungan kampus Fakultas kedokteran gigi dalam menghadapi potensi ancaman bencana gempabumi dan kebakaran pada gedung bertingkat. Terkait dengan hal tersebut maka, pengelola kampus menginisiasi diselenggarakannya kegiatan Diklat Kesiapsiagaan Penanggulangan Kondisi Darurat akibat bencana gempabumi dan kebakaran.
Diklat ini bertujun untuk: Meningkatkan pemahaman konsep dasar bencana, mitigasi bencana, dan tanggap darurat bagi civitas akademika di Fakultas Kedokteran Gigi; Meningkatkan kemampuan dalam melakukan tindakan pada kondisi darurat oleh civitas akademika di Fakultas Kedokteran Gigi; dan Meningkatkan kemampuan civitas akademika di Fakultas Kedokteran Gigi dalam penyusunan sebuah dokumen SOP perencanaan tanggap darurat (gempabumi dan kebakaran).
Diharapkan civitas akademika di FKG, UGM mempunyai pemahaman yang baik terhadap potensi ancaman bencana yang ada, dapat melakukan tindakan dalam situasi tanggap darurat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dan mampu merencanakan sistem tanggap darurat untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat bencana gempabumi dan kebakaran.