Lembata, NTT — Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada (PSBA UGM) bersama Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melakukan kaji kondisi kewilayahan di Desa Wowong, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Kajian ini sebagai langkah awal dalam penyusunan Ancitipatory Action Framework (AAF) atau Kerangka Aksi Antisipatif di Kabupaten Lembata, NTT.
“Kabupaten Lembata memiliki sejumlah potensi bencana, salah satunya banjir bandang yang terjadi pada 2021 lalu. Untuk itu PSBA dan Plan Indonesia mencoba mengimplementasikan Aksi Antisipatif sebagai mekanisme untuk mengakomodasi masyarakat, pemerintah setempat dan organisasi kemanusiaan mengambil langkah antisipasi sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari bencana,” ungkap, Direktur PSBA Dr. Muhammad Anggri pada Selasa (6/6).
Kaji lapangan di Desa Wowong dilaksanakan pada 15-21 Mei 2023. Sebanyak empat tim yang terjun untuk mengumpulkan informasi yakni tim survei pemetaan geomorfologi dan tanah, tim survei hidrologi, tim foto udara dan lidar, dan tim pemetaan element at risk. Mereka dipimpin langsung oleh dua ahli dari PSBA, yakni Dr. Muhammad Anggri dan Dr. Nugroho Christanto.
Dalam penyusunan AAF, terdapat tiga tahapan yakni understanding the past, simulating the present process, dan anticipating the future. Tahap pertama dilakukan langsing dilapangan, sementara tahap dua dan tiga dilanjutkan pasca lapangan.
“Dalam penyusunan framework ini, tim juga mempertimbangkan adanya isu-isu Protection, Inclusive, Gender. Dimana upaya-upaya perlindungan, kesetaraan gender, dan keterlibatan banyak pihak ikut mewarnai proses pembentukan AA Framework ini.” kata Ida Ngurah, selaku Humanitarian and Resilience Program (HRP) Manager Plan Indonesia pada Selasa (6/6).
Hasil kajian ini akan menjadi bahan untuk mengimplemtasikan Aksi Antisipatif di Desa Wowong, sehingga kesiapsiagaan warga siaga menghadapi bencana salah satunya bencana banjir.