YAKKUM Emergency Unit (YEU) dengan dukungan dari Elrha, Start Network, dan Asian Disaster Reduction and Response Network (ADRRN) Tokyo Innovation Hub melalui program Ide Inovasi untuk Ideaksi telah memberikan kesempatan kepada sejumlah kelompok masyarakat untuk mengembangkan ide-ide inovasi. PSBA UGM mendapatkan kesempatan mendampingi empat kelompok masyarakat yang terpilih menjadi inovator lokal yang ingin mengatasi masalah dan tantangan dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam rangka meningkatkan aksesibilitas, akuntabilitas, dan pelibatan kelompok rentan dalam kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat.
Empat kelompok inovator yang didampingi PSBA sejak 9 Agustus 2023 sampai 11 September 2023 adalah: (1) Karang Taruna Primagandung Dusun Nganjir, Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul; (2) SHG Unggul Jiwa Desa Kaligintung, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo; (3) SHG Luhur Jiwo Kalurahan Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman; dan (4) Petani Milenial Ngoro-oro, Desa Giriasih, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Keempat kelompok tersebut mengangkat permasalahan di antaranya permasalahan fisik berupa ancaman banjir, longsor, kekeringan, serangan hewan (kera ekor panjang) serta permasalahan non-fisik seperti penurunan produktivitas ekonomi pascapandemi, stunting, dan kelompok rentan Orang dengan Disabilitas Psikososial (OdDP).
Keempat kelompok inovator di atas memiliki serangkaian ide yang dituangkan dalam proposal berikut rincian rencana dan anggarannya. PSBA UGM berperan dalam pendampingan yang meliputi survei lapangan, diskusi, pencermatan dan pemolesan isi proposal, serta pelaporan kepada YEU. Pada dasarnya, kelompok inovator lebih memahami permasalahan lingkungan mereka beserta inovasi ideaksi yang diusulkan dalam bahasa mereka. PSBA dengan berbekal konsep-konsep dan istilah-istilah dalam kebencanaan menjembatani kelompok inovator menggunakan bahasa yang lebih sesuai dalam proposal.
Melihat antusias kelompok inovator mengatasi permasalahan lingkungan mereka dengan jiwa sosial yang tinggi, ideaksi mereka berpotensi untuk teralisasi dengan baik. Sebagai bentuk penerapan tri dharma perguruan tinggi berupa pengabdian, PSBA justru yang sebenarnya belajar banyak hal dari masyarakat. Harapan ke depan, program ini dapat diikuti kegiatan tri dharma lainnya, yaitu penelitian dan setidaknya menjadi tambahan wawasan dalam pendidikan/pengajaran di kelas.
Penulis:
Noviyanti Listyaningrum