PSBA UGM terlibat dalam penyusunan rencana penataan jalur aksesibilitas jalan eksisting di Kompleks Percandian Gedongsongo melalui perspektif bencana. Kajian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi kelayakan jalur jalan eksisting dan memberikan rekomendasi penanganannya, (2) melakukan analisis kesesuaian lahan untuk menentukan jalur aksesibilitas baru, (3) menyusun panduan desain jalan yang sesuai dengan karakteristik Kompleks Percandian Gedongsongo. Kajian ini merupakan kajian multidisiplin ilmu, sehingga melibatkan Tenaga Ahli PSBA UGM dari bidang ilmu Geografi, Teknik Sipil, Geologi dan Kebencanaan, Antropologi, dan beberapa asisten yang turut andil.
Kegiatan ini diketuai langsung oleh Kepala PSBA UGM, Dr.rer.nat Muhammad Anggri Setiawan., S.Si., M.Si. Tim Tenaga Ahli dan asisten melakukan pengumpulan data dengan metode survei dan wawancara, Selasa (14/5) hingga Sabtu (18/5). Tenaga Ahli Geografi dan Teknik Sipil, Dr. Eng. Ir. Adhitya Yoga Purnama, S.T., M.Eng., IPM. bersama tim mengumpulkan data lapangan berupa sampel tanah, kemiringan lereng, geometri jalan, drainase, perkerasan jalan, dan toponimi segmen jalan. Data-data tersebut selanjutnya akan digunakan untuk analisis stabilitas lereng, evaluasi kelayakan jalur aksesibilitas, dan kesesuaian lahan. Terdapat keunikan data toponimi segmen jalan, yaitu setiap segmen jalan memiliki istilah sesuai dengan nama kawasan, seperti halnya toponimi “kawah” untuk segmen jalan yang menghubungkan Candi Gedong 3 dan 4 karena melewati kawasan kawah.
Tim Tenaga Ahli Geologi dan Kebencanaan, Dr. Indranova Suhendro, S.T., M.Sc. bersama tim berhasil mengumpulkan sampel batuan, data historis bencana, dan data potensi bencana, baik bencana tanah longsor, banjir bandang, patahan, serta gas fumarol. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk pemetaan zona bahaya dan pemetaan geologi secara detail. Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa Kawasan Candi Gedong 2, 3, dan 4 memiliki potensi bahaya yang sangat kompleks, sehingga dinilai cukup berisiko bagi pengunjung yang melewati jalur di kawasan tersebut.
Berkolaborasi dengan Museum Cagar Budaya (MCB), PSBA mendokumentasikan Digital 3D Kompleks Candi Gedongsongo menggunakan Drone LiDAR, Selasa (14/5) hingga Sabtu (18/5). Tim ini terdiri Operator LiDAR dari MCB dan asisten dari PSBA UGM. Pengolahan data LiDAR dilakukan oleh tim PSBA dan menghasilkan data spasial foto udara dengan resolusi dan akurasi tinggi, yang selanjutnya diproses untuk menghasilkan data Digital Terrain Model (DTM). Data dasar tersebut sangat berguna dalam analisis lanjutan seperti pemodelan bencana dan pemodelan penyesuaian desain jalan baru.
Kegiatan FGD melibatkan Tenaga Ahli Arkeologi, Andi Putranto, S.S., M.Sc. yang secara spesifik memahami Kompleks Percandian Gedongsongo, Jumat (17/5). Narasumber memberikan wawasan mengenai filosofi, nilai penting, atribut, dan rambu-rambu yang harus ditaati terkait penataan jalur aksesibilitas di Kompleks Percandian Gedongsongo. FGD melibatkan sekitar 25 orang masyarakat yang berdomisili di sekitar candi, para pelaku wisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Pemerintah Desa Candi, Kepala Dusun Ndarum, dan Perhutani. Melalui FGD, diharapkan terjalin komunikasi, sosialisasi, dan menjaring pendapat masyarakat terkait rencana penataan jalur aksesibilitas di kompleks candi, karena akan berdampak langsung kepada masyarakat dan pelaku wisata. Tenaga Ahli Antropologi, Dr.rer.nat. Nurhadi, S.Ant., M.Hum. beserta Kepala Unit Gedongsongo (BPK Wilayah X), Penanggungjawab Unit Gedongsongo (MCB), dan Arkeolog dari MCB turut berperan dalam memberi pengertian kepada stakeholder terkait, mengenai pentingnya penataan jalur aksesibilitas di Kompleks Percandian Gedongsongo.
Tiga hal yang penting dalam FGD, di antaranya disepakati bahwa Komplek Percandian Gedongsongo berada di zona beberapa bencana di antaranya ancaman banjir bandang, ancaman terhadap fumarol/gas beracun, dan tanah longsor. Kedua, adanya kepedulian masyarakat terhadap Kompleks Percandian Gedongsongo baik dalam upaya menjaga cagar budaya maupun urgensi antisipasi bencana. Masyarakat menilai diperlukan penyusunan jalur evakuasi karena sebagian besar masyarakat di wilayah hulu belum mengetahui strategi evakuasi. Ketiga, masyarakat berharap adanya peningkatan kesejahteraan melalui kepariwisataan melalui pengelolaan oleh guide lokal.
PSBA UGM berkomitmen untuk melaksanakan penelitian sampai proses analisis untuk mewujudkan harapan terhadap pelestarian Kompleks Percandian Gedongsongo dan keselamatan masyarakat terhadap bencana. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi seluruh pihak.
Penulis: Firdaus Alif Rachmadan
Editor: Ratih Winastuti