Pada 11-13 September 2024, Direktorat Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove (Dit. RPDM) bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana UGM (PSBA UGM) menggelar bimbingan teknis penyusunan rencana perlindungan mata air. Kegiatan ini bertujuan menyusun dokumen perlindungan mata air sebagai bagian dari upaya mencapai target FOLU Net Sink 2030. Agenda hari pertama, yang digelar di Hotel Harper Yogyakarta, diawali dengan sesi pengantar teoritis mengenai kajian mata air. Materi yang disampaikan mencakup inventarisasi data mata air, penentuan prioritas mata air terpilih, tipologi mata air, dan konsep daerah imbuhan mata air. Tiga narasumber utama dari PSBA UGM, yaitu Dr. rer. nat. M. Anggri Setiawan, Dr. Nugroho Christanto, dan Dr. Ekha Yogafanny, S.Si., M.Eng., turut menyampaikan materi ini.
Lebih dari 40 peserta yang terdiri dari perwakilan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dari berbagai wilayah Indonesia aktif berdiskusi dalam acara ini. Salah satu isu yang menjadi topik utama adalah kriteria mata air yang memerlukan perlindungan. Diskusi ini kemudian berkembang dengan mempertanyakan metode perlindungan yang tepat serta kelompok-kelompok yang harus terlibat dalam upaya perlindungan mata air. Acara hari pertama ditutup dengan informasi mengenai kunjungan lapangan yang akan dilakukan pada hari kedua.
Pada 12 September 2024, peserta melakukan kunjungan lapangan ke tiga mata air, yakni Mata Air Perwitosari, Kaliajir, dan Banyunibo, didampingi oleh tiga narasumber utama dan satu narasumber tamu, Dr. Suyono, M.S. Lokasi-lokasi tersebut dipilih berdasarkan keunikan morfologinya, hubungan sebab-akibat terbentuknya mata air, serta keterkaitan sosial dengan sumber air tersebut. Selama kunjungan lapangan, peserta melakukan serangkaian kegiatan ilmiah, seperti pengambilan sampel air untuk analisis laboratorium dan pengukuran debit mata air menggunakan alat ukur. Selain itu, kaji cepat kualitas air juga dilakukan di lokasi untuk mengevaluasi parameter fisik dan kimia seperti pH, suhu, dan kejernihan air. Kegiatan ini bertujuan memberikan gambaran awal mengenai potensi pemanfaatan dan keberlanjutan mata air dalam konteks perlindungan sumber daya air.
Hari terakhir, 13 September 2024, diisi dengan pelatihan teknis pemetaan zona perlindungan mata air menggunakan aplikasi ArcMap. Pelatihan ini mengajarkan peserta cara mengidentifikasi dan memetakan zona perlindungan berdasarkan data spasial. Hasil pemetaan ini kemudian ditumpangsusunkan dengan peta-peta tematik seperti peta Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) serta peta lahan kritis, untuk mengidentifikasi zona yang sesuai dengan upaya perlindungan. Dengan pendekatan ini, peserta diharapkan mampu menyusun pemetaan yang komprehensif guna mendukung pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara berkelanjutan.
Penulis : Sri Utami
Editor : Aulia Syifa Ardiati