
PSBA UGM dan Fakultas Geografi UGM menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan narasumber dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Kegiatan bertajuk “Disaster Risk Reduction & Resilience in ASEAN: Commitment to 2030 Agenda and Beyond” berlangsung di Auditorium Merapi Fakultas Geografi dan diikuti oleh mahasiswa serta akademisi yang tertarik pada isu manajemen bencana pada Kamis (6/3). Kuliah umum ini dimoderatori oleh peneliti PSBA UGM sekaligus dosen Fakultas Geografi UGM, Dr. Nugroho Christanto, M.Si dengan membahas berbagai topik penting, termasuk peluang kolaborasi internasional, pendidikan, serta pengembangan penelitian dalam bidang manajemen bencana yang semakin relevan di era modern. UTM menyoroti berbagai aspek yang menjadi keunggulan institusi mereka dalam bidang ini.
Kuliah umum ini menghadirkan Dr. Khamarrul Azahari Razak, Disaster Preparedness and Prevention Center (DPPC), Malaysia-Japan International Institute of Technology (MJIIT) UTM. Salah satu poin utama yang disampaikan adalah luasnya kesempatan kolaborasi internasional yang ditawarkan UTM bagi mahasiswa dan peneliti. Kesempatan ini memungkinkan mereka untuk terlibat dalam proyek-proyek global yang berkaitan dengan manajemen bencana dan ketahanan lingkungan. Selain itu, UTM juga memiliki tingkat penyerapan kerja lulusan yang mencapai 99%, mencerminkan kualitas pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa agar siap bersaing di pasar kerja global.
Dalam bidang penelitian, UTM telah memiliki pengalaman lebih dari 45 tahun dalam studi kebencanaan dan telah berkontribusi dalam pengembangan berbagai kerangka kerja dalam pengurangan risiko bencana yang diadopsi secara internasional seperti Yokohama, Hyogo, dan Sendai. Selain itu, UTM juga menjalin kemitraan erat dengan institusi teknologi di Jepang guna memperkuat inovasi dalam mitigasi dan penanggulangan bencana di tingkat global maupun lokal. Dalam paparannya, Dr. Khamarrul menekankan pentingnya pendekatan transdisipliner dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap bencana. Beliau juga menyoroti peran teknologi geospasial dalam meningkatkan sistem peringatan dini dalam perencanaan pengurangan risiko bencana. Selain itu, Dr. Khamarrul menggarisbawahi pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian dan pengembangan solusi berbasis masyarakat untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana.
Dalam kuliah umum ini, turut hadir Fauzi, mahasiswa PhD UTM, yang menjelaskan mengenai National Disaster Management Agency (NADMA) sebagai lembaga koordinasi manajemen bencana di Malaysia. Selain itu, Liyana Hayatun Syamila, mahasiswa PhD UTM yang membagikan praktik baik instalasi sistem peringatan dini untuk monitoring aliran debris dan tanah longsor.
Melalui kolaborasi ini, UGM dan UTM berharap dapat terus memperkuat jaringan akademik serta kontribusi nyata dalam pengelolaan bencana, baik di Indonesia maupun di kancah internasional.
Penulis: Kusuma Raninta Devi Pohaci
Editor: Ratih