Dalam rangka pengembangan bidang keilmuan dan pengelolaan mata air, PSBA UGM menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan FGD perlindungan dan pengelolaan mata air. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove KLHK di Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahiyangan, Kec. Padalarang, Kab. Bandung (24/4). Turut hadir dalam acara tersebut beberapa narasumber pada bidang terkait, di antaranya Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, BAPPENAS; Direktur Air Tanah Air Baku, Ditjen SDA Kementerian PUPR; Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove KLHK; Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bandung Selatan, dan Tenaga Ahli IUWASH Tangguh, USAID.
Sesi diskusi menyoroti berbagai aspek, mulai dari permasalahan ketersediaan air tanah dan mata air, kondisi geografis wilayah indonesia, zonasi dan deliniasi imbuhan mata air hingga berbagai upaya yang dilakukan oleh beberapa pihak di antaranya kegiatan KLHK mengenai prioritas penanganan RHL serta kegiatan IUWASH Tangguh berkaitan dengan kajian kerentanan mata air yang berketahanan iklim, selain itu dijelaskan juga mengenai teknik delineasi mata air Cikahuripan Kabupaten Bogor oleh USAID Indonesia.
PSBA UGM berkesempatan berbagi wawasan terkait dengan impact assessment kegiatan RHL pada daerah resapan mata air diwakili oleh Ekha Yogafanny, S.Si., M.Eng. PSBA UGM memberikan gambaran konsep metode impact assessment dari sudut pandang akademis dengan mempertimbangkan Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan dan Hutan Lindung nomor P.7/PDASHL/SET/KUM-1/8/2018 tentang Petunjuk Teknis Analisis Dampak (Impact Assessment) Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Paparan disampaikan secara daring melalui zoom meeting.
Dalam perencanaan sebuah program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, perlu dianalisis dampaknya (baik positif maupun negatif) terhadap aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Impact Assessment atau analisis dampak merupakan suatu proses identifikasi konsekuensi atau dampak yang mungkin terjadi atau yang perlu diantisipasi di masa depan akibat dari adanya suatu usulan kebijakan pembangunan. Penilaian dampak dari kegiatan RHL terhadap daerah resapan mata air dapat memberikan gambaran atau memprediksi jumlah air yang dapat tersimpan di bawah permukaan sehingga dapat mengisi akuifer dan kemudian muncul sebagai mata air. Dengan memadukan pemahaman berbagai aspek pendukung perlindungan mata air dan upaya seluruh pihak terkait, kita dapat menyusun rencana perlindungan dan pengelolaan yang komprehensif. Perlindungan mata air sangat penting bahkan dalam situasi bencana karena air merupakan sumber kehidupan yang sangat vital. Data dan informasi mata air yang akurat, historis, dan aktual menjadi aspek penting sebagai dasar evaluasi untuk monitoring dan penyusunan strategi perlindungan dan pengelolaan ke depan. Dengan memprioritaskan perlindungan mata air, masyarakat dapat meminimalkan risiko dampak negatif bencana terhadap kesehatan, lingkungan, dan keberlangsungan hidup.
Penulis: Ekha Yogafanny
Editor: Ratih Winastuti