Tim peneliti PSBA diundang dalam Rapat Koordinasi Pemantauan Capaian Rencana Pengelolaan Danau Rawapening untuk berkontribusi sebagai narasumber. Rakor diselenggarakan di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin (28/11) pukul 08.00-13.00 WIB. Rakor melibatkan BPDAS Pemali Jratun, BBWS Pemali Juana, dan Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi Jawa Tengah, 14 OPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 18 OPD Pemerintah Kabupaten Semarang, dan Perum Jasa Tirta sebagai representasi dunia usaha. Peserta yang dilibatkan dalam rakor juga sekaligus berperan sebagai ketua atau anggota Kelompok Kerja (Pokja) Pengelolaan Danau Rawapening.
Rakor dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, S.E., M.M. yang sekaligus merupakan ketua tim pengelolaan Danau Rawapening. Sekda menyampaikan bahwa pengelolaan Danau Rawapening membutuhkan kolaborasi banyak pihak, baik dari pemangku kepentingan tingkat pusat (UPT kementerian) maupun tingkat daerah. Pada rakor, Kepala BPDAS Pemali Jratun Rochimah Nugrahini, S.Hut., M.Si. selaku moderator menerangkan bahwa sebagian besar permasalahan Danau Rawapening telah dipecahkan, di antaranya adalah 70-80 persen eceng gondok sudah diangkat dari danau dan keramba jaring apung sudah diminimalisasi.
Agenda inti rakor adalah pemaparan pengantar dan pemaparan capaian/implementasi rencana pengelolaan Danau Rawapening dari kelima pokja yang diikuti diskusi. Pemaparan pengantar disampaikan oleh perwakilan Biro ISDA Setda Provinsi Jawa Tengah. Pemaparan capaian/implementasi rencana pengelolaan Danau Rawapening disampaikan oleh perwakilan Pokja, yaitu (I) Penataan Ruang dan Pengembangan Kawasan, (II) Pembangunan Infrastruktur, (III) Kelestarian Lingkungan, (IV) Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan, serta (V) Investasi dan Perizinan
Pemaparan capaian/implementasi rencana pengelolaan Danau Rawapening dari kelima pokja memberikan hasil yang mengindikasikan bahwa pemantauan capaian rencana pengelolaan danau dilakukan secara manual. Tim Peneliti PSBA yang diketuai oleh Dr.rer.nat. Djati Mardiatno, M.Si. dan diwakili oleh Kepala PSBA Dr.rer.nat. Muhammad Anggri Setiawan, M.Si. dalam pemaparan terakhir menyampaikan inovasi berupa sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan Danau Rawapening. Sistem ini merupakan bagian dari luaran Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) multitahun (2020-2022). Kepala BPDAS Pemali Jratun mengungkapkan bahwa sistem ini dikemas dalam bentuk aplikasi bernama Simolek, yang dibangun untuk mempermudah monev pengelolaan danau dan perbaikan kegiatan dalam rangka penyelamatan Danau Rawapening.
Kepala PSBA menerangkan bahwa Simolek siap digunakan, dengan catatan ada kesungguhan dalam penggunaan dan komitmen pokja untuk memberikan input program/kegiatan berikut penilaiannya dengan tidak mengesampingkan kualitas data. Simolek ini juga merupakan salah satu bentuk sumbangsih kepedulian perguruan tinggi pada lingkungan. Meskipun PTUPT dengan judul Model Pengurangan Risiko Bencana Lingkungan untuk Pengelolaan Kawasan Danau yang Berkelanjutan (MoRiBLat)-Kasus Pengendalian Eceng Gondok di Rawapening, Jawa Tengah ini berakhir pada tahun 2022, Dr.rer.nat. Djati Mardiatno berharap Simolek dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan, bahkan tidak hanya untuk Danau Rawapening, Provinsi Jawa Tengah.
Penulis: Noviyanti L