
PSBA UGM telah memulai tahap awal kajian risiko bencana di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, dengan menggelar pertemuan awal pada 7 Agustus 2024. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Bupati melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan BPBD. Dalam pertemuan ini, tim peneliti memaparkan laporan pendahuluan dan membahas langkah-langkah selanjutnya, termasuk survei lapangan.
Laporan pendahuluan ini merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi risiko bencana di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dalam penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Indragiri Hilir. Tenaga Ahli PSBA UGM, Aan Seftiyan Hardianto, S.Pd., M.Sc., menjelaskan bahwa kajian ini melibatkan berbagai metode pemodelan SIG dan membutuhkan partisipasi aktif dari OPD terkait serta masyarakat lokal.
“Kami mengkombinasikan data sekunder, hasil validasi lapangan, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan gambaran yang akurat mengenai bahaya, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana di Kabupaten Indragiri Hilir,” ujar Aan.
Salah satu bencana yang disoroti dalam diskusi ini adalah potensi kebakaran hutan dan lahan mengingat keberadaan lahan gambut yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir. Lokasi geografis yang menempatkan Kabupaten Indragiri Hilir di dalam kubah gambut yang berada di antara dua sungai meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan dan menjadikan ancaman yang signifikan.
“Di Kabupaten Indragiri Hilir, bencana yang sering terjadi adalah kebakaran hutan dan lahan, karena wilayah ini terletak di dalam kubah gambut yang berada di antara dua sungai,” jelas Junaidi, S.Sos., M.Si, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.
Selain kebakaran hutan dan lahan, Dr. Langgeng Wahyu Santosa, S.Si., M.Si selaku Ketua Tim Penyusunan Dokumen KRB Kabupaten Indragiri Hilir mengidentifikasi potensi bahaya banjir.
“Kabupaten Indragiri Hilir memiliki tanah berjenis lempung sehingga proses infiltrasi air hujan ke dalam tanah menjadi lambat serta mengakibatkan tanah cepat jenuh terhadap air dan berdampak pada genangan banjir,” ujar Dr. Langgeng.
Selama dua pekan ke depan, tim PSBA UGM akan melakukan serangkaian survei lapangan untuk mengumpulkan data primer, seperti kondisi fisik lingkungan, persepsi masyarakat, dan data sekunder terkait bencana sebelumnya. Data-data ini akan digunakan untuk memvalidasi temuan awal dan menyusun rekomendasi yang lebih spesifik.
Dengan dimulainya survei lapangan ini, PSBA UGM menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir. Kolaborasi yang baik antara berbagai pihak diharapkan dapat menghasilkan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan bencana.
Penulis : Aulia Syifa Ardiati
Editor : Taufik Waskita